Minggu, 11 Oktober 2015
mencari murai yang berbakat
Timbul pertanyaan, bagaimana dengan burung Murai Batu (MB)? Atas dasar pemikiran bahwa ‘MB Istimewa’ dan ‘MB Jawara’ adalah MB-MB yang dibekali oleh bakat-bakat khusus yang telah berhasil digali dan dikembangkan oleh perawatnya.
Maka penting sekali bagi MB mania untuk mengamati, menerawang, menelusuri dan meraba-raba kira-kira bagaimana bakat yang dimiliki oleh seekor MB sebelum membeli dan menjadikannya momongan, baik itu untuk orientasi lomba maupun hanya sebagai klangenan di rumah.
Hal ini menjadi penting untuk menghindari atau setidaknya mengurangi kekecewaan yang timbul akibat salah dalam menentukan pilihan momongan karena tidak sesuai dengan harapan.
Definisi bakat MB bisa berdasarkan katuranggan. Katuranggan berasal terdiri dari dua kata yaitu katur dan angga. Katurberarti menyampaikan, dan angga berarti badan. Jadi katuranggan adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian tentang bentuk–bentuk badan.
Dalam bahasa Belanda, istilah katuranggan dikenal dengan sebutan exterieur (bentuk lahiriah, bagian badan yang nampak di luar).
Untuk menentukan mutu MB mesti dilihat dari katuranggan-nya. Pendasaran ini tentu saja tidak asal-asalan, karena para pelomba khususnya burung MB sudah melakukan research terhadap kondisi atau ciri-ciri fisik burung juara dari waktu ke waktu dan berdasarkan pengalaman di arena lomba kicau burung.
Perlu dicatat, katuranggan bukanlah insting kicaumania, tetapi merupakan pencapaian hasil research dan pengalaman empirik di lapangan.
Dalam memilih burung MB, jika berdasarkan katuranggan, berbakat dan berprestasi bisa jadi beda cerita. Deviasi untuk katuranggan mungkin cuma 10% saja. Artinya, kicau mania yang memilih menggunakan metode katuranggan, kemungkinan melesetnya cuma 10%.
Karakter burung adalah misteri. Untuk memahami karakter MB memang tidak mudah, karena jelas burung tidak bisa diajak bicara seperti manusia. Karena kemisteriannya itulah, muncul pakem-pakem tertentu untuk mencari dasar bakat dari burung itu sendiri atau bahasa umumnya katuranggan.
Mengenai ciri-ciri tertentu untuk mengenali burung berbakat melalui katuranggan, sebagian besar kicaumania 100% percaya. Ciri-ciri fisik seekor MB yang ditengarai berhubungan dengan bakat-bakat yang dimiliki. Meskipun, hal ini hanyalah cara penilaian kicaumania saja berdasarkan imajinasi dan pengalaman selama ini untuk mengetahui bakat-bakat yang dimiliki seekor MB.
Bakat yang bisa diprediksi berdasarkan katuranggan dan masih bisa dinalar dengan akal adalah volume dan power. Sementara bakat lain seperti mental, gaya tarung, kecerdasan itu masih terus menjadi perdebatan para kicau mania.
definisi bakat (potensi) adalah sesuatu kelebihan yang dimiliki seekor MB dan ada pada dirinya sejak dilahirkan di atas rata-rata murai umumnya. "Bakat kecerdasan, kecerdasan ini sangat luas sekali tentunya. Kecerdasan menirukan suara lingkungan, kecerdasan adaptasi, dan kecerdasan-kecerdasan yang lain tentunya. Bakat fighting termasuk tentunya dengan gaya tarung masing-masing,bakat suara atau type suara misalnya suara ngebas, ada melengking, dan lain-lain, tentunya bakat ini juga punya korelasi dengan panjang-pendek pernafasan.
"Nah, panjang-pendek pernafasan ini saya yang agak bingung. Ini bawaan atau murni bisa dilatih? Di dalamnya terikut juga dengan volumenya. Namun bakat apapun jika tidak dioptimalkan, tidak akan berkembang dengan baik,"
Beberapa pengemar murai batu, bakat adalah sebuah talenta dari Tuhan yang diberikan kepada makhluknya untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa pola pikir, kepandaian atau kemampuan yang dimiliki sejak lahir. Walaupun setiap makhluk memiliki talenta, jika tidak berusaha untuk membukanya maka talenta yang diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia.
"Saya percaya setiap burung mempunyai bakat, permasalahannya adalah bagaimana kita mengenali dan mencirikan bahwa burung tersebut mempunyai bakat yang super? Kalau kita belum mengenalnya terlebih dahulu," ujarnya.
Berkaitan dengan bakat pada burung, lanjut Suwarno, tentu saja burung tersebut harus mengeluarkan talentanya terlebih dahulu, baru dapat diambil kesimpulan bahwa burung tersebut mempunyai bakat atau tidak.
"Lewat talenta tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa burung A, mempunyai bakat suara nembak-nembak, burung B mempunyai bakat ngerol, burung C mempunyai bakat volume yang keras (tembus), dan sebagainya. Atas dasar hal tersebut, baru kemudian kita dapat memaksimalkan bakat MB itu," jelasnya.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara memilih MB berbakat? Secara garis besar pemilihan MB berbakat biasa dilakukan oleh MB mania dengan dua cara. Cara pertama, dengan memperhatikan tingkah laku dan gaya MB bersangkutan. Cara kedua, dengan memperhatikan atau mengamati bentuk katuranggan yang dipercaya mewakili bakat dari MB.
Memilih MB Berbakat dari Tingkah Laku dan Gaya
MB berbakat bisa dipilih sejak masih trotol dan muda hutan sampai umur kira-kira 3 tahun. Jika setelah umur 3 tahun dan MB itu kelihatan biasa-biasa saja, maka bisa dianggap MB itu kurang berbakat. Namun tentu saja penilaian ini bisa salah, karena bisa jadi MB itu selama 3 tahun dipelihara dengan kurang tepat dalam perawatannya.
Untuk MB-MB muda, yang didahulukan adalah melihat mentalnya. Setelah MB menunjukkan setengah jadi atau jadi, barulah bisa dipantau isian, gaya dan konsistensi kinerja. Tingkah laku ketika MB sedang bersatu dengan yang lain (ombyokan), MB berbakat haruslah kelihatan sigap, waspada tapi tidak ‘grapyak-grupyuk’ alias pecicilan.
Mb berbakat, meski kelihatan takut orang, tapi cara bergeraknya tidak merusak fisiknya (nyungsepkan muka ke jeruji, ekor dan sayap amburadul kena jeruji), MB yang seperti itu bisa dianggap kurang berbakat.
Namun, ada MB berbakat yang bergaya seperti itu dengan catatan MB itu baru ditangkap. Di sini jangan disalahartikan pula bahwa MB yang takut orang adalah MB kurang berbakat, sebab ada MB-MB bagus bahkan MB juara yang masih takut orang ketika belum digantang. Namun setelah digantang MB itu tidak lagi memperdulikan orang, tapi memperdulikan lawan-lawannya.
Mb berbakat tingkah laku ketika MB sendirian di sangkar biasanya tetap berada di tangkringan ketika dilihat orang. Sikapnya waspada, sesekali ekor naik turun (meski belum mengeluarkan suara). Lebih bagus lagi dengan sikap seperti itu MB mau mengeluarkan suara.
Prinsipnya, MB berbakat meski masih belum jinak, dia akan berada di tangkringan atau ke jeruji sangkar, bukan ndelosor di dasar sangkar. MB-MB berbakat sangat jarang untuk turun di dasar sangkar dengan posisi seperti mau sembunyi alias ngumpet.
Selain itu, MB akan lebih bagus jika mengeluarkan suara ketrekan dan sikapnya siaga walaupun masih dalam ombyokan dan selalu kembali ke tangkringan atau dinding sangkar dan jarang diam di bawah. Karena jika ketrekannya keras dan beruntun, bisa dipastikan suaranya keras. Namun MB yang ketrekannya sedang atau kecil, belum tentu bersuara sedang atau kecil, bisa saja MB itu bersuara keras.
Biasanya MB yang ketrekannya keras mentalnya bagus. Namun hal ini juga tidak bisa dipastikan, karena mental parameternya relatif dan banyak juga MB-MB bersuara sedang atau bahkan kecil namun bermental sangat bagus. Malahan MB seperti ini bisa 'ngedur' kerjanya.
Saat MB sudah sendiri, bisa dipantau ngeriwiknya apakah diiringi isian-isian atau suara-suara master bukan suara MB, tentu dengan lagu yang panjang-panjang. "Dengarkan kejelasan artikulasi dia menirukannya (sejelas apa), volume mungkin belum keras tapi paling tidak terdengar kasar-kasarnya,
menyarankan untuk memperhatikan bagaimana cara berdirinya MB tersebut. Apakah burung tersebut berdiri dengan posisi 45 derajat dengan ekor melengkung kebawah? 45 derajat dengan ekor proporsional? 90 derajat dengan ekor proporsional atau membungkuk seperti orang ketakutan? karena itu juga menentukan karakter MB.
"Juga bisa dari bagaimana cengkeraman kakinya (bukan warna kakinya). Apakah mencengkram tangkringan dengan kuat atau sekedar menempel saja di tangkringan. Biasanya yang menyengkram kuat itu lebih baik,"
Memilih MB Berbakat yang Setengah Jadi atau Jadi
Untuk memilih MB berbakat yang setengah jadi atau jadi, para penghobi menyarankan untuk memantau di Latber. Kalau rajin ke Latber baik memantau sendiri atau lewat orang yang dipercaya, maka akan dapat menemui MB berbakat.
"Kalau jeli, tidak harus juara, kadang stelannya kurang bagus si MB gak juara, namun kita percaya bahwa MB tersebut prospek," jelasnya.
Untuk menentukan tolak ukur volume MB, Yogi menyarankan cukup dengan feeling. Kalau tanggap dengan mendengarkan suara hariannya saat bunyi, akan terlihat si MB mempunyai suara keras atau tidak.
"Dengan menempel dengan MB lain. Bisa juga kita kumpulkan MB temen, terus adu beberapa MB tersebut, ini akan terlihat volume di antara MB-MB itu," ujarnya.
"Cara ini akan lebih mudah kalau kita datang ke Latber atau lomba kecil, di situ kita bisa dengar mana MB yang volumenya keras dan tingkah lakunya mapan dan berani, walaupun MB itu tidak juara," tuturnya.
Untuk trotol penangkaran, sebenarnya relatif lebih sulit, karena trotol penangkaran relatif sudah terbiasa dengan lingkungan manusia, gayanya lebih tenang dan lebih mapan daripada trotol muda hutan.
Namun tentu saja meski lebih tenang dan lebih mapan daripada trotol hutan itu bukan berarti trotol penangkaran lebih berbakat daripada trotol hutan yang kurang tenang. Untuk MB ring, ada tips yang paling gampang, yakni dengan memilih MB trotol ring yang indukan jantannya pernah juara (minimal Latber) dan betinanya juga tangguh. Pemilihan MB ring seperti ini mempunyai peluang besar menemukan MB berbakat.
Meski begitu, bukan berarti indukan non juara, keturunannya tidak ada yang berbakat. Setidaknya, dengan indukan jantan juara dan indukan betina bagus, peluang cukup besar menemukan MB berbakat. Namun dewasa ini pola rawatan juga cukup menentukan hasil kualitas dari trotol penangkaran. Karena terbukti, MB ring sudah mulai menunjukkan taringnya baik di lomba skala kecil dan skala nasional.
Meski tergantung kualitas indukannya, tetapi tetep saja harus dilihat kriteria "memilih MB berbakat" pada MB tersebut walaupun indukannya Karena tidak jaminan 100% pasti berbakat.
jawara.
Pengetahuan tentang bakat sangat penting sekali dalam dunia burung khususnya MB. Kita mengetahui si MB berbakat bila MB bahan atau trotol adalah seperti telah dijelaskan oleh rekan-rekan KM di atas, seperti; ketrekan, volume, daya tempur walau masih bahan atau trotol, rajin ngriwik atau bunyi dan sebagainya.
Pengetahuan mengenai katuranggan juga sangat penting bagi penggemar burung khususnya MB, karena dapat dijadikan pegangan penting untuk memilih dan meramalkan prestasi burung MB tersebut.
Namun, kembali lagi bahwa dari sudut pandang manapun kita berpendapat, semua ada benarnya dan juga ada salahnya karena kemisteriannya itu. Sekali lagi, karakter burung adalah misteri.
Berikut ciri-ciri umum yang digunakan kicaumania dalam mencari MB berbakat berdasar pada katuranggan:
• Postur kaki yang jangkung dan jari-jari panjang dan cengkraman yang kuat.
• Warna kaki tidak masalah tapi type kaki yang kering (seperti sudah berumur).
• Kaki kokoh, warna tidak masalah kalau dapat yang hitam lebih baik.
• Mata yang besar bulat dan sorot mata yang tajam dan jernih.
• Kepala besar bentuk papak.
• Bentuk kepala seperti kepala ular (bentuk atas kepala mengikuti buletan mata).
• Paruh panjang dan lurus atau mblimbing.
• Leher panjang dan besar.
• Badan cenderung lebih pendek dari lehernya.
• Lengan sayap yang terlihat kokoh.
• Dari depan dada yang cenderung kecil membesar dipinggang atau pangkal ekor.
• Ekor sedang, lurus dan kokoh, kalo panjang yg lemes tp kokoh dipangkal serta agak lengkung ke bawah.
• Warna dada untuk MB ekor pendek lebih disukai yang terang.
• MB yang tongkrongannya gagah, tulang kakinya keker cenderung memiliki daya tempur yang bagus.
• Paruh tebal dan ceper dinilai punya bakat suara yang keras dan pedas.
Langganan:
Postingan (Atom)